Minggu, 27 Februari 2011

MANUSIA

1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan tuhan yang lainnya seperti hewan hanya memiliki nafsu dan malaikat hanya diberi akal. Sedangkan diberikan keduanya yaitu nafsu dan akal. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia).
2. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini ialah selain untuk menyelesaikan tugas IBD, penulisan ini juga untuk mengetahui hakikat sebenarnya mengapa kita diciptakan di dunia ini dan bagaimana kita menjalani hidup ini. Karena banyak manusia yang hidup tanpa tau kenapa dia diciptakan dan untuk apa dia diciptakan.
3. Isi
 Yang pertama akan saya bahas ialah posisi manusia diantara makhluk lainnya. Manusia hakikatnya ialah makhluk yang paling sempurna karena manusia diberi anugrah berupa akal dan nafsu. Jika dibandingkan dengan makluk lainnya yang kasat mata seperti hewan, mereka sama – sama memiliki nafsu. Namun manusia diberi kelebihan yaitu akal untuk mengkontrol nafsunya. Itu tadi jika dibandingkan dengan hewan. Bagaimana dengan makhluk allah yang tidak kasat mata seperti malaikat.? Para ulama mengatakan bahwa para malaikat adalah jawahir basithah yang diberi akal, tidak memerlukan tempat, ada yang berhubungan dengan benda konkret seperti otak, ada pula yang berhubungan dengan yang abstrak seperti jiwa. Malaikat memiliki kemampuan logika akal yang tidak sempurna. Mereka tidak terhalang dari cahaya Allah. Dan tidak dilarang berada bersamanya pada suatu waktu, pada suatu keadaan dengan tidur, lalai atau syahwat. Bahkan mereka menikmati dengan apa yang mereka saksikan. Ketaatan mereka adalah karakter dan kemaksiatan mereka adalah tugas. Ini berbeda dengan manusia yang ketaatannya adalah tugas dan mengikuti hawa nafsu adalah karakter (lihat Al-Kulliyat karya Abul Baqa’, halaman 854, penerbit Ar-Risalaat). (Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/iman-kepada-malaikat/). Jadi manusia itu ialah makluk yang paling sempurna dibanding dengan makhluk lainnya yang diciptakan Allah maka tak heran kalau manusia diutus sebagai khalifah (pemimpin) bagi semesta alam.

 Yang kedua adalah membahas tentang aspek-aspek manusia. Keberadaan manusia di dalam dunia ini dilengkapi dengan dua keadaan. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari jasad dan ruh, artinya ia bukanlah makhluk jasadiah murni, bukan pula makhluk ruhaniah murni. Ia adalah gabungan antara keduanya yang membentuk entitas ketiga, yaitu jati dirinya sendiri. Dalam ciri khas yang dimiliki, manusia tidak dilihat dari perubahan jasadiahnya, tetapi pada ruhaniahnya. Dalam ruh ini manusia memiliki beberapa fakultas yang berlainan dalam keadaan yang berbeda. Ketika ia sedang melakukan proses berpikir ia disebut dengan ‘aql (intelek), ketika ia mengatur tubuh, ia disebut dengan nafs (jiwa), pada saat ia bertindak sebagai organ kognitif yang mengalami pencerahan intuisi, ia disebut dengan qalb (hati), dan ketika kembali ke dunianya yang abstrak, ia disebut ruh (al Attas, 2001:148). Terminologi-terinologi tersebut lebih merujuk kepada kondisi yang dihadapi oleh ruh itu sendiri. Manusia juga memiliki dua macam jiwa yang selaras dengan dua aspek manusia (jasmani dan ruhani). Yang lebih tinggi disebut dengan jiwa rasional (a nafs al natiqah) dan yang rendah disebut dengan jiwa hewani (al nafs al hayawaniyyah). Pada awal penciptaannya, jiwa rasional lah yang Ia tuju. Namun ia diberi kebebasan, sehingga nasib keselamatannya tergantung pada aspek mana yang mendapat prioritas.(sumber: http://zuh86.multiply.com/journal/item/7)

 Yang ketiga adalah membahas tentang daya manusia. Sebelum kita masuk ke daya manusia, kita harus tahu dulu apa yang didayakan kepada manusia. Allah SWT. menjelaskannya dalam Al Qur’an, bahwa semua yang ada dialam ini memang sudah diciptakan untuk kepentingan manusia.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (al Baqarah: 29)dan “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(al Anbiyaa’:107). Jadi yang didayakan untuk manusia adalah seluruh yang ada dibumi mulai dari tumbuhan, hewan, air, udara, dan yang lainnya. Sekarang kita akan membahas tentang apa daya manusia.seperti yang dijelaskan pada surah berikut “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (QS.11:61). Jadi tugas manusia dibumi ini ialah untuk menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia.

Yang terakhir ialah pembahasan tentang tipologi manusia. Tipologi itu sendiri adalah klasifikasi menurut jenis umum. Jadi tipologi manusia adalah klasifikasi manusia menurut jenis-jenis umumnya. Klasifikasi yang paling dasar dan utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Dan kalau penggolongan manusia berdasarkan sifat dasarnya, perlu diketahui pengelompokan kepribadian atau watak yang mula – mula ditetapkan oleh Hippocrates. Antara lain :
1. Tipe Kepribadian Sanguinis
Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias; menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit berkonsentrasi; kurang disiplin.
2. Tipe Kepribadian Melankolis
Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara mendalam, memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda – nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan yang tidak realistis pada orang lain.
3. Tipe Kepribadian Koleris
Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat; persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap sabar; terlalu pekerja keras.
4. Tipe Kepribadian Phlegmatis
Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih dan gelisah.
4. Rangkuman
Dengan segala kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia jika dibanding makhluk lain, hendaknya kita mensyukuri segala kelebihan yang telah diberikan, yaitu dengan menjagadan memakmurkan bumi, memanfaatkan setiap kelebihan kita untuk hal-hal yang positif seperti mengunakan akal kita untuk menciptakan ilmu pengetahuan yang akan berguna nantinya dan dengan berbagai jenis manusia dengan penggolongannya, kita harus saling menghargai perbedaan tersebut.